Puisi
Syamriadin, relawan-anggota Pustaka Kabanti
KONAWE UTARA

Di atas pesisir desa
Awan menari
Pohon salamkan daun-daun tangis
Tambang-tambang hilang
Di saku pejabat
Dalam arsip penjahat
Gedung-gedung alif mencakar tanah
Hujan ramai berlarian
Menyapu debu-debu bumi
Rumah memeluk tanah
Bayi suci kehilangan puting susu
Manusia mencari air mata

Kendari, 8 Juli 2019.

PUISI DI BOLA MATA

Kekasih, di bola matamu
Ada puisi cinta yang tak utuh
Aku ingin tenggelam di sana
Memetik bait-bait kata
Yang hanyut dalam lautan rahsia
Aku ingin susun kembali
Menjadi puisi cinta yang utuh
Kekasih

Kendari, 23 Juni 2019.

MEMESAN PAGI YANG DUSTA

Aku ingin memesan pagi yang dusta untuk hari yang panjang tanpa sesak dan air mata Namun tak sadar aku telah dipecundangi Subuh yang nanar lagi lusuh dari kemustajaban waktu

Lalu doa-doa nangis, melewatkan pagi yang temaram bersama rindu yang nahas

Aku menjalani pagi yang dusta, betul-betul dusta. Nyatanya sesak dan air mata masih bersekongkol dengan hari yang panjang Setelahnya, aku diam dengan hati yang tergeletak di tanah lalu mati

Aku berdusta dengan pagi yang dusta, sebab hati yang telah mati diterkam tanah yang licik. Lalu aku bersama hari yang panjang tanpa warna. Hingga kehidupan pergi berlari dengan wajah hampa. Dengan begitu pula seperti aku tak ada lagi sesak dan air mata

Kendari, 23 Juni 2019

SYAMRIADIN SAMIRISYAMRIADIN SAMIRI lahir di Karya Baru, Baubau, 23 September 1997. Ia kini adalah mahasiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo (UHO). Lelaki berumur 21 Tahun tersebut tinggal di Lorong Pelangi, depan Kampus Baru, UHO. Ia hobi main futsal dan main takraw. Sejak Oktober 2018, menjadi relawan-anggota Pustaka Kabanti Kendari dan bergiat menulis dan main kata.

#PustakaKabantiKendari
#PelatihanMenulisBagiRelawanBaru
#JurnalismeKomunitas