Oleh: Maman S. Mahayana

Ketua Yayasan Hari Puisi

Segenap Panitia dan Pengurus Yayasan Hari Puisi (YHP) menyampaikan penghargaan yang tinggi, apresiasi yang penuh takzim, dan ucapan terima kasih yang tulus atas dukungan dan partisipasi para sahabat, teman, handai tolan, dan teristimewa para penyair Indonesia yang bermastautin di wilayah yang masih kental memelihara budaya etniknya dengan sangat baik. Peringatan Sumpah Pemuda yang bertema “Puisi Besar Sumpah Pemuda: Kedaerahan dan keindonesiaan”, 28 Oktober 2020, Pukul 19.00—23.00 melalui zoom meeting itu makin menegaskan, betapa kayanya Indonesia dengan bahasa etnik nan eksotik, pelafalan dan intonasi nan ciamik, dan musikalitas bunyi nan indah. Pembacaan puisi dwibahasa (bahasa etnik dan bahasa Indonesia)—yang dalam sejarah bangsa Indonesia—baru pertama kali ini dilakukan, menambah wawasan dan kesadaran kita, bahwa keanekaragaman wilayah budaya etnik adalah para penghuni yang sah rumah besar yang bernama Indonesia. Sebagai penghuni yang sah, budaya etnik mana pun, punya hak dan kedudukan yang sama dan setara, dan sekaligus punya kewajiban yang sama dalam menegakkan kebudayaan dan peradaban Indonesia. Oleh karena itu, negara berkewajiban memberi kesempatan yang sama dan seluas-luasnya bagi para pendukung kebudayaan etnik mengembangkan diri mencapai puncak kejayaannya secara nasional dan internasional sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan.

Panitia dan Pengurus YHP menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pengisi acara: (1) A Slamet Widodo, (2) Asrizal Nur (3) Badaruddin Amir (Bugis), (4) Bastian Zulyeno (Pembaca Puisi Firdausi), (5) D. Kemalawati (Aceh), (6) Danny Susanto (Pembaca Puisi Portugis), (7) Deavis Sanggar Matahari (musikalisasi puisi), (8) Fikar W Eda (Gayo), (9) Iberahimsyah Barbary (Banjar), (10) Ibrahim Gibra (Tabi/Ternate), (11) Kunni Masrohanti (Melayu-Kampar), (12) Mezra Pellondou (Rote, NTT), (13) Ratna Ayu Budhiarti (Sunda), (14) Rida K Liamsi (Melayu), (15) Saut Poltak Tambunan (Batak), (16) Syaifuddin Gani (Mambi, Kendari), (17) Tjahjono Widarmanto (Jawa), (19) Wayan Jengki Sunarta (Bali), (20) Yahya Andi Saputra (Betawi), dan (21) Yurnaldi Paduka Raja (Minang).

Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri atas orasi—testimoni gagasannya tentang Puisi Besar Sumpah Pemuda. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Pembawa Acara (Arief Dermawan Hasibuan, Nana Sastrawan, Rintis Mulya, dan Adela Ayu), Pendukung Acara (Ariany Isnamurti dan Sofyan R Zaid), Publikasi (Herman Syahara).

Kami menyadari, betapa melimpah-ruahnya kekayaan budaya etnik-Indonesia. Oleh karena itu, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesarnya kepada saudara-saudara etnik lain di Tanah Air yang belum sempat kami jemput untuk menunjukkan kekayaan budaya etniknya. Semoga di lain waktu dalam acara yang lain, Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, memberi kesempatan kepada kita untuk mempererat tali persaudaraan kita sebagai sesama warga Indonesia. Dengan perasaan menyesal, kami juga menyampaikan permohonan maaf kepada para sahabat yang tak sempat mengikuti acara itu secara langsung mengingat keterbatasan kuota peserta yang sudah ditentukan. Meskipun begitu, para sahabat dapat mengikuti acara itu selengkapnya melalui Youtube.

Jakarta, 29 Oktober 2020
Atas nama Panitia dan Pengurus YHP

Maman S. Mahayana
Ketua Yayasan Hari Puisi