KUBANGAN MASA

di kubangan masa yang terus menganga
di sanalah kita terus pula
mengeruk dan melahirkan dosa

sambil menangisi masa lalu
kenapa masih juga
mendepakkan diri ke pusaran itu
kita pun timbul tenggelam
lantas terisak di tepian jalan
yang terlempar dan tersedot kembali

di kubangan masa yang terus menganga
kita terperosok dan terpuruk

kubangan ini adalah anak dari
perjalanan darah
juga pertempuran siang malam kita
di mana tak kunjung sepakat
tuk genjatan segala dendam segala letusan

Kendari, 2005

Syaifuddin Gani adalah penulis puisi, esai, dan peneliti sastra. Lahir di Salubulung, Mambi, Kab, Mamasa, Prov, Sulawesi Barat tahun 1978. Tamat di SDN 1 Salubulung tahun 1991, taman SMPN 1 Mambi tahuj 1994, dan taman di SMAN 1 Polewali tahun 1997. Hijrah ke Kendari tahun 1997 dan menjadi mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Unhalu, yang diselesaiakannya tahun 2002. Pada tahun 2019, menyelesaikan pascasarjana Kajian Budaya di Universitas Halu Oleo. Sejak tahun 1998 bergabung dengan Teater Sendiri, sebuah komunitas yang berkhidmat di dunia sastra dan teater di Kendari. Tahun 2016 mendirikan dan mengelola Pustaka Kabanti, sebuah komunitas penulis. Ia juga mendirikan Penerbit Pustaka Kabanti dan mengelola Blog Pustaka Kabanti. Sejak 2006 menjadi pegawai Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara. Mulai 2022, pindah ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai peneliti. Puisi-puisinya tersebar di berbagai buku, majalah, dan media digital. Tahun 2018 mendapat Penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka dari Perpunas RI. Tahun 2021, Pustaka Kabanti menerima Penghargaan Komunitas Penyelenggara Hari Puisi Terbaik dari Yayasan Hari Puisi. Tahun 2022 menerbitkan antologi puisi Jelajah Kata Jelajah Kota, berisi 15 penulis dari Pustaka Kabanti, yang dikelolanya.

CATATAN: Puisi ini bersama dua puisi lainnya, dimuat di Antologi Puisi 142 Penyair Menuju Bulan, Penerbit Kelompok Studi Sastra Banjarbaru, tahun 2006.