PADAMU KOTAKU

Pagi itu kudapati kota
Berbenah pelan–pelan
Dari keruh asap ban terbakar, perih siraman gas air mata

Bumi bara
Udara pagi perlahan raib dari sejuk masa
Barangkali ada setangkai indah mawar
Atau mawar tajam duri tajam, yang disematkan bersama bencana itu

Tetapi tidak!
Baru saja rinai hujan turun menyemai
Keangkuhan yang kian menjalar
Namun tak seperti harapan
Yang akan berbalik ke semua muara keindahan
Hujan mengirim kabar duka cita dari tiap rintiknya
Dalam deras arus kliktivisme
Bumi tengadah pasrah
Daratan menjelma lautan coklat
Rumah–rumah dan gedung asik berenang di kedalaman
Ingar-bingar hutan beton, hening!
Namun padamu kotaku
Tabahlah dalam pangkuan ibu

Ahai kotaku
Kuingin menjadikan setiap sudutmu
Ruang kerinduan yang ingin selalu kami besuk

Kendari, Januari 2020
MALANG YANG MENGENANG

Kemuning langit mulai tenggelam
Kerontang rerumput hijau di tiap sudut alun–alun Kota Arema
Tanda kemarau baru saja usai
Burung merpati yang beterbangan kesana–kemari
Hiasi masjid raya dengan kubah menjulang tinggi
Di kilometer jalan lengang
Jeda, melodi hati yang terus berdebar
Dari bias kampung warna-warni Jodipan
Ada permenungan sekejap akan keajaiban nan garib ini
Kita telah sampai di Terminal Arjosari
Dirimu mengantar lengang yang akan ikut pulang bersamaku
Kau mengemas oleh–oleh khas dari dalam dirimu
Saatnya untuk kembali dan mengenang
Malang
Yang lengang

Kendari, Januari 2020Erviana Hasan

ERVIANA HASAN lahir di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, 13 Desember 1999. Ia adalah mahasiswa Jurusan Perpustakaan dan Ilmu Informasi, Fisip, Universitas Halu Oleo, Kendari. Selain aktif pada kegiatan literasi di kampus, ia juga bergiat di Pustaka Kabanti Kendari.