Perjalanan Ibadah
sepanjang sejarah perjalanan ibadah
yang kubangun
sejak usia dinihari
telah berulangkali batin tersakiti
lewat seorang pengembara rohani
pintar berbicara
soal hitungan pergerakan matahari
terbenam petang ataukah pagihari
hari suci kembali terjadi
setelah berdiskusi dalam sunyi
dimulai dari dirinya sendiri
harga diri dan emosi
harus kubuang ke laut mati
kenapa bumi lama harus berputar lagi, teriakmu
membangunkan seisi penghuni surgawi
membentuk khotbah airmata
padahal tubuhmu kian kurus
sampai menyusui tulang belulang
doa berdarah karena terluka
sedangkan aku di sini
terus meratap-ratap
entah kenapa-
hati minta diperbaharui
tentu saja
dengan roh rendah hati
Jakarta, 27 Februari 2023
Tanah Tak Berbuah
pada hari ketujuh
amarah sudah disiram
bahan bakar kecemasan
ditusuk dari tulang-tulang tubuhmu
menjelma jadi kepanikan
yang kian lapar
kita harus segera berangkat
menuju rumah ibadah
menyenangkan
tepat waktu
damai dan tenang
langsung kutebang
pohon percakapan
untuk orang-orang paling terhina
janda melarat ataukah anak-anak yatim piatu
yang lahir pada tiang bangunan kepelesiran
setelah itu ada kudengar
kata-kata kasar sang mahaguru
khatam ayat-ayat suci bertebaran
tak berjarak
penuh dendam
nyaris bergumul
airmata berdarah-darah
berhari-hari kata batin
jadi suatu pikiran penyesalan
paling memalukan
terkapar sampai di atas ranjang
lalu manusia rohaniku
terkubur rapi
di hamparan tanah
tak bertumbuh
tak berbuah
bahkan kini sampai membusuk
bau racunnya terus menyebar
ke pangkuan ibunda
dan perempuan lansia
masihkah kita
jadi pasangan sehati
dengan nama baptis
tercatat pada kitab kehidupan
semoga saja
Jakarta, Selasa 21 Februari 2023
Meditasi Batu
pada akhirnya
kutikam pertarungan
berulangkali
tanpa belati tajam
amarah manusia lama
meledak dari lautan
paling dalam
maka harus kuakhiri
dengan meditasi batu
untuk menabur suara ilahi
di tanah yang berbuah
tanpa harus melirik
tabiat orang lain
karena aku wajib
menjadi manusia baru
Jakarta, Februari 2023
Peti Mati
sosok lelaki prematur
rajin tidur di peti mati
ranjangnya cuaca cerah
atau matahari pagi
tak berputar lagi
kadang ia jadi semut hitam
kadang ikan kelelahan
di kolam dan air mineral yang nyaris pingsan
tiba-tiba mimpinya dibawa ke rumah sakit tua
di pinggir kota milik pelukis belanda
sehingga masih tersisa untuknya
satu ruangan sempit untuk rumah duka
setiap perbincangan
tentang sosok lelaki prematur
jamaah pasti ingat peti mati
dengan harga tak pasti
hanya teringat kemiskinan masa kanak-kanak
hatinya pasti masuk permukiman liar
jiwanya disiram arak putih
perjudian dalam tanah kuburan
perzinahan sedarah dan sedaging
Rumah Duka RS.Cikini, Jakarta, Selasa 16 Agustus 2022
Menulis Puisi Tanpa Mezbah Pagi
menulisi puisi
tanpa mezbah pagi
bersama permaisuri
mati suri
larik puisi ini
ternyata masih butuh
seribu ton beras impor
tersimpan dalam kompor
menulis puisi
tanpa mezbah pagi
bersama perkawinan kurus kering kerontang
bait puisi ini ternyata masih membutuhkan tiupan daun-daun migas
tersembur liar dari cuaca makin panas
lalu kemanakah penyair usia senja
mau bercerita
gadai gitar yang bisa bernyanyi rock n roll dengan perut lapar
pinjaman oline yang juga bertebaran dalam
paru-parunya yang lumpuh setengah badan
ataukah kupilih terus menulis puisi
tanpa matahari risih
tanpa sungai mati
tanpa laut berombak kisruh
tanpa kuburan
dengan kain kafan kejang-kejang
masihkah iman ini kuat
ditusuk bertubi-tubi
dengan jutaan jarum kebenaran
Jakarta, Senin sore 22 Agustus 2022
Utang dalam Rahim Ibu
utang dalam rahim ibu
lahirkan bayi-bayi kembar
kurang gizi dan nutrisi
padahal harus ditebus
dengan angka lima digit
bila dikalkulasi menjadi
ribuan triliun rupiah
terkurung dalam sangkar besi
maka terlihatlah dari sini
wajah pucat pasi
menunggu kepastian pelunasan bunga berduri
sampai dinihari tadi
para pakar hukum filsafat berpesan berulangkali
janin bayi harus segera dikubur lagi
haramkan perkawinan dini
karena harus bertempur
di sumur-sumur subur
bangsa tirai bambu ikut menabur
koruptor dan pengali
tanah kubur
membanting harga sandang dan pangan
saling berkejaran di bursa saham
orang-orang pinggiran
mati menggelepar
ditusuk pisau kelaparan
aneh,
sajakku ikut terkapar !
Jakarta, Kamis 6 Juli 2023
Kidung Malam Hari
kusalin kidung-kidung terluka
tanpa rebana
nyanyian mezbah
matahari terbenam
dalam dingin
cuaca kering
lalu kulihat di matamu
katarak amarah makin membara
selalu ada terbesit
persungutan berair
tak juga mencair
bernyanyilah untukku
kesunyian apel malam
mengeja kitab suci
mari kita bermazmur
sampai dinihari
hari-hari sendiri lagi
malam makin menjelma
jadi hujan
jadi kekelaman
hanya menghitung bintang-bintang
sampai langit ketiga
nada nyanyiannya
makin sendu dan tersedak
oi, aku kembali membatu
Jakarta, Rabu, 5 Juli 2023
Septic Tank
dari sebuah berita
mencemaskan !
di permukiman kumuh
limbah kota makin membusuk
baunya sampai menembus
dinding gedung pencakar langit
hotel-hotel berbintang
istana raja sultan
orang-orang mulai sulit
bernafas sambil berdiri
membuang kotoran liar
berkolaborasi dengan himpitan kemiskinan
yang terus berkepanjangan
tidur di atas selimut karatan
bermandikan bakteri gas metan
aku jadi ketakutan
terjun dalam sumur
melalui lobang pipa-pipa pvc
menulis puisi beracun
dalam gelap dan panas membara
sambil terus mencari posisi titik matahari
yang suatu waktu dapat meledak
terbakar pada kolam air tinja
lalu menusuk secara brutal
kegelisahan orang-orang pinggiran
sambil memikirkan harga-harga pangan
terus melambung tinggi
merebus hiper inflasi
bersiap kehilangan kemudi
hari-hari tak punya kepastian
pengharapan hanya terlindas cuaca
kemarau makin mengerikan
Jakarta, Minggu 2 Juli 2023
Rumah Kekal
rumah kekal di pinggiran kotamu
dahulu milik sepasang pengantin bisu
gemar bertarung ria
menghamburkan arwah
tersimpan dalam tanah sperma
di depan pekarangan rumah
saat ini rumah kekal itu
tubuhnya sudah semakin tua
rapuh dan nyaris rubuh
kadang ada rintihan kelaparan di sana
kadang ada kemiskinan luar biasa
menjelma jadi penyakit menular
tak kunjung sembuh jua
lalu rumah kekal itu
harus kembali kubangun
di atas pasir dan batu karang tegar
supaya ketika badai gurun datang
ia tetap kokoh berdiri
tegak lurus
mampu tidurkan
ujian iman berkepanjangan
Jakarta, 27 Februari 2023
Dari Benua Lain
dari benua lain
kucuri jejak-jejak membatu
kemarau pecah di tangan kiri
seperti suara-suara riuh
pesta rakyat yang semu
masihkah engkau bermukim di situ ?
matahari yang melepuh dalam sajakmu
tak mampu lagi meninju jasadku
“aku datang tanpa topeng, seperti dulu kita pernah memburu para pekerja malam di pinggir kotamu.”
lama engkau sodorkan sumur-sumur subur
menggairahkan cuaca yang surut
dalam permainan kata
permainan makna
di depan pintu gerbang itu
sepiku terperosok ke dalam selokan
kurenangi tangis
sungai-sungai keruh
bulan menganga
bintang-bintang terjaga
di pintu halaman rumahmu
aku berlari kencang sekali
membawa salib jati diri
tak bertemu
jarak tegak
berkilometer suara sudah kusentuh
ratusan perjudian liar sudah kukunyah
sampai kenyang
dari hotel berbintang tiga
turun lagi ke jagad yang sejati
sepucuk surat genap
melenyapkan angan debat yang purba
Jakarta , 097/022
Sajak Pagihari Buat Pujangga Besar Chairil Anwar
sungguh, sudah berminggu-minggu ini
kudendangkan larik puisimu (aku ini binatang jalang )
lalu kukunyah lagi ( dari kumpulannya aku terbuang ) dengan sepasang gigi palsu
kadang darahnya memuncrat sampai ke dalam tubuh kepenyairanku
yang sering menawarkan perabotan kelaparan dalam hunian kecemasan
sejak subuhari tadi
selalu saja engkau kabarkan puisimu (luka dan bisa kubawa berlari, berlari)
menjual matahari
sampai kehilangan harga diri
pesan kata hati-
harus sering meditasi
jelang khotbah
poligami pertama di bumi ini
langit berawan masih sembunyi
di telapak kaki setengah lumpuh dini
antara karawang-bekasi jadi permata suci (hingga hilang, pedih, perih)
sepuluh hari bersama puisi
seratus hari bersama syair pagi
akan bertemukah para penyair
di negeri makin terasing ini
siang nanti
Jakarta, Selasa, 26 Juli 2022
Penyair dan Sastrawan Pulo Lasman Simanjuntak memulai karier dalam dunia tulis menulis (kesusasteraan) sejak tahun 1980-an. Karya puisi pertama berjudul “Ibunda” dimuat di Harian Umum KOMPAS pada bln Juli 1977. Setelah itu sejak tahun 1980 sampai tahun 2023 ini berturut-turut karya puisinya dimuat di 25 media cetak (koran, suratkabar, dan majalah), serta 83 media online, dan majalah digital di Indonesia dan Malaysia. Karya puisinya juga telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal. Saat ini tengah persiapan untuk penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 diberi judul Meditasi Batu. Selain itu puisinya juga terhimpun dalam 25 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia. Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), anggota Sastra ASEAN, Dapur Sastra Jakarta (DSJ), Bengkel Deklamasi Jakarta (BDJ), Sastra Nusa Widhita (SNW), Pemuisi Nasional Malaysia, Sastra Sahabat Kita (Sabah, Malaysia), Komunitas Dari Negeri Poci (KDNP), Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI), Kampung Seni Jakarta, Penikmat Seni Budaya, Storia Sastra, Bengkel Narasi, Lumbung Puisi Sastrawan Indonesia, dan anggota Sastra Reboan. Bekerja sebagai wartawan dan rohaniawan. Bermukim di Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Kontak person: 08561827332 (WhatsApp).