Isyarat

: Untuk EDS

Di Tembagapura
Bintang-bintang terbenam
Bersama pagi yang digantungi pelangi
Kau datang menyepuh dalam canda yang menembus lekuk samar tak berjangka
Kau adalah pengecualian batin hidupku
Kau juga isyarat yang genapkan tahun-tahun pencarianku
Manakala tak satu pun hitam kelabu hiasi langit kita
Akankah jua hadirmu ikut berkelukur luka?

Bahana yang menyayat di dalam lengang adalah mimpiku
Seperti berjalan di dalam tidur
Paras wajahmu mengetuk tidur lelapku
Berbisik bahwa tiada temu paling indah
Hanya jika kelak saat kita genapi simpul suara dan doa melangit
Membayar tuntas yang pernah menjelma angan-angan sengit

Tidaklah ilalang rimbun basuhi bunga-bunga di taman
Manakala embun tak kunjung hinggapi bumi idaman
Bahkan jika hanya selaksa cahaya yang raup dari binar matamu
Maka kubenamkan renggang sukma kalbuku
Dan kau terabadikan dalam gugusan kaki-kaki angin
Bersama bayang dirimu yang berubah menjadi siluet
Di belakang langit sore

Kendari, 2020

Firasat yang Menantikan Rindu

Atas nama jiwa
Kau adalah mula di atas cerita
Rerimbun mawar putih layaknya bidadari
Yang terperangkap di mahkota itu
Seperti bunga mekar yang menunduk mencari tanah berselimut dedaunan

Di penghujung Syakban
Selendang samudera yang beriak menjadi tudung
Setiap pohon yang kau lihat
Menjulang tinggi bagai tiang cahaya tanpa bohlam
Wangi gurun yang menguar dan sejuk air terjun yang merayap
Memberi firasat pada hati
Tentang kamu! Duhai jiwa
Yang tak mampu mengasinkan lautan seorang diri

Isakku menjadi satu-satunya bebunyian
Ketika malam sudah membekap ujung waktunya
Bibirku seperti sedang mengeja senyum
Dengan cinta yang menyeluruh
Tetapi duhai jiwa!
Kata-katamu membuai penuh keseriusan makna
Menjadi kisah yang mengembara sendirian
Dalam firasat yang menantikan rindu

Kendari, Juli 2020Ervi taua

ERVIANA HASAN lahir di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, 13 Desember 1999. Ia adalah mahasiswa Jurusan Perpustakaan dan Ilmu Informasi, Fisip, Universitas Halu Oleo, Kendari. Selain aktif pada kegiatan literasi di kampus, ia juga bergiat di Pustaka Kabanti Kendari, sejak 2018. Lalu, mulai Maret 2020, ikut bergabung dengan #ObatManjur Kendari. Puisi-puisinya sudah tersiar di Blog Pustaka Kabanti Kendari. Puisi Erviana Hasan juga dimuat di antologi puisi Sesudah Zaman Tuhan, Sajak-Sajak dari Masa Covid-19, yang diterbitkan Siger Publisher kerja sama dengan Gerakan Penyair Peduli Literasi, Mei 2020. Buku puisi tersebut dieditori oleh Anugrah Gio Pratama. Sebagaimana kata pengantar editornya, buku ini ditulis oleh 47 penyair yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia. Selain itu, puisinya juga diterbitkan pada antologi bersama Senandung Alam Indonesia, Penerbit Mecca, Mei 2020.